Assalamualiakum. !
Akhirnyaaa, nulis lagi setelah berhasil mengalahkan kemalasan tahap akut. Aku ingin melanjutkan cerita jalan-jalan lebaran 2015 kemaren. Fufufufu. Emmmm… kemaren cerita terhenti di kunjungan singkat ke Danau Diateh Solok dan kecewa setelah berkunjung ke Villa yg super rame sampe bikin bingung. Karena bingung kami memutuskan untuk mencari Rumah Makan untuk istirahat, sholat, dan makan siang tentunya.
Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan untuk pergi ke Baso. Di daerah Baso ada kerabat Mama, kami berencana akan bermalam disana. Saat diperjalanan menuju Baso, hujan turun rintik-rintik hingga menambah dingin udara. Suasana begitu damai. Sedang enak-enaknya menikmati perjalanan, ternyata ban mobil abang sepupu bocor. Kami menepi mencari bengkel terdekat untuk mengganti ban. Dibelakang bengkel, ada ladang milik warga. Saya tanpa mikir dua kali langsung, masuk kesana untuk melihat-lihat, rasanya senang sekali melihat tanaman sayuran tumbuh dengan subur.
Aku bersama kakak sepupu dan keponakan yang bernama Winnie, sibuk mengeksplore ladang dan tentu saja berfoto-foto ria. Saking asyiknya mengamati dan berfoto-foto, kami nggak sadar kalo pemilik ladang ternyata mengamati dari kejauhan dan meneriaki kami. Hihihihhii. Emang sih, kami salah masuk ke ladang orang tanpa permisi, tapi kami ga bermaksud buruk kok, cuma kegirangan aja melihat tanaman sayuran yg segar-segar itu langsung dari pohonnya. Setelah diteriaki kami buru-buru keluar dari ladang, sambil terkikik-kikik. Ya ampuuun, masih berasa kayak anak-anak aja.
Setelah ban mobil diganti, perjalanan dilanjutkan. Kami melewati perkebunan teh yang menyelimuti perbukitan seperti karpet hijau yang luas. Pemandangan yang bener-bener bikin mata sejuk. Karena keponakan sudah kedinginan dan tergiur melihat banyaknya pedagang jadung bakar, kami pun menepi sekali lagi untuk ngemil-ngemil sore. Kami memanfaatkan momen ini untuk berfoto-foto ria lagi. Keponakan juga senang sekali karena mereka bisa bge-bolang di kebun teh. Seru sekali melihat mereka cekikikan dan berlari-larian lomba mendaki bukit.
Hari semakin sore, dan keponakan juga sudah kenyang. Kami melanjutkan perjalanan lagi dengan tujuan mencari tempat pemandian air panas di daerah Bukik Kili. Pemandian air panasnya berada disebuah mesjid yang saya sudah lupa namanya. Kami hanya sempat menunaikan sholat Maghrib saja dan tidak jadi mandi disana karena suatu hal. Maka perjalanan hari itu kami sudahi dan langsung menuju Baso untuk bermalam. Udara semakin dingin dan saya harus terus merapatkan jaket erat-erat. Tanpa sadar aku pun jatuh tertidur karena ngantuk dan kelelahan.
Tahu-tahu saya sudah sampai di Baso kira-kira pukul 12 malam lewat. Alhamdulillah sesampainya disana kami disuguhi teh panas untuk menghangatkan badan. Udaranya sungguh dingin, dan saya tanpa ragu langsung melanjutkan tidur lagi. Ohya, cerita jalan-jalan keesokan hari saya post di tulisan berikutnya yaaa.
Wassalam.
Tagged: cabe merah, daun bawang, family time, hijau, jalan-jalan, jeruk manis, Kabupaten Solok, kebun, Kebun Teh, Ladang, Lebaran 2015, pegunungan, rihlah, scenery, selada
Seger banget disana ya 🙂 jadi pengen banget ke Sumbar lagi
Iya mbak, dari yg pernah kurasain… daerah Sumbar yg Bukittingi dan Solok memang udaranya segar. Ayoook ajak Bang Matt jalan-jalan ke Sumbar.
duh seger banget keliatannyaaa, semoga ada rezekinya deh biar bisa ke Sumbar :”)
Aamiiin, Insyaallah bisa kok jalan2 ke Sumbar 🙂
Wah jadi taragak alahan panjang XD
Baliak lah lai Uni, jaan ditahan-tahan juo taragak tu lai 😛
Saya setiap pulkam melewati kebon teh itu, 🙂
Ohya ? kampungnya di Solok ya bang Alris ?
Wah mending Mbak, daripada saya udah setahun lebih hampir dua tahun baru nulis sekarang. 😆
Tapi kan sekarang Asop udah nulis lagi, yeayyy !!!