Tag Archives: Kurikulum 2013

Curhat tentang Kurikulum 2013 *edisi nggremeng XD

Tulisan ini murni curhatan-ku (baca : opini) sebagai tutor les yang kebingungan dengan uji coba kurikulum baru di beberapa sekolah saat ini. Nggak bermaksud menyinggung pihak manapun, ataupun sok-sok mengkritisi kebijakan pemerintah (soalnya sampe sekarang masih bingung sih !). Tulisan ini, adalah wujud simpati-ku dan apresiasi atas kerja keras mamak-ku dan guru-guru lainnya yang gigih mengajar, meski setiap pulang ngajar selalu dalam kondisi 3 L (letih, lesu, lunglai), belum lagi harus mengerjakan RPP yang menumpuk. Mari aku perkenalkan teman-teman dengan, kurikulum baru kita sekarang, kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 sebenarnya nggak baru-baru amat. Kurikulum ini adalah pengembangan dan pembungkusan ulang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dimana kurikulum 2013 berbasis kompetensi yang didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetenesi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi yang diharapkan dari seorang lulusan SD/MI (anak les-ku kebanyakan anak SD yaaa…) adalah kemampuan berpikir dan bertindak secara produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kemampuan itu diperjelas dalam kompetensi inti, yang salah satunya “menyajikan pengethauan dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, atau dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, beriman, berakhlak mulia”. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan. Kegiatan-kegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, >>> mengutip dari kata pengantar-nya Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam kurikulum 2013, metode pembelajaran yang digunakan adalah tematik. Yang mana, semua pelajaran disederhanakan dan digabung kedalam satu tema. Misalnya tema pelajaran tentang, tertib, lingkungan, kesukaan, kerukunan,dll. Maka, semua pelajaran (matematika, bahasa indonesia, Pkn, pengetahuan umum, pendidikan agama, kesenian, penjaskes) harus berkaitan dengan tema tersebut. Mata pelajaran disederhanakan, tapi jam belajar diperpanjang karena satu tema harus selesai dalam waktu sehari , dan sistem belajarnya lebih banyak praktek dan diskusi.

Karena semua pelajaran dijadikan satu, maka guru mata pelajaran pun beralih fungsi menjadi guru wali kelas, yang dituntut untuk bisa menguasai banyak bidang pelajaran. Ohya, mata pelajaran Bahasa Inggris sudah ditiadakan untuk SD, sedangkan pelajaran IPA-IPS tergabung dalam pengetahuan umum tematik. Pelajaran komputer memang sudah tidak ada, tapi anak mesti bisa menggunakan komputer sebagai saran mencari ilmu melalui internet, dan sistem diskusi dengan persentasi di kelas pake komputer. Uh la la la !.

Bagaimana wujudnya buku kurikulum 2013 yang campur-campur itu, coba kira-kira anda bayangkan sendiri :D. Katanya siih, hal ini dimaksudkan agar pelajaran bernilai akademis disekolah menjadi lebih mudah dan lebih sedikit, karena yang diutamakan adalah penanaman nilai-nilai karakter. Kalo diliat dari metodenya, maka anak-anak akan dipancing untuk aktif dalam proses belajar, berdiskusi dan praktek. Mereka dipancing untuk belajar dengan fun, dan menikmati proses belajar itu berdasarkan eksplorasi. Kalo proses belajar menyenangkan, maka anak akan terpancing untuk menggali ilmu lebih dalam melalui sumber-sumber lainnya. Guru hanya menjadi jembatan yang membantu anak untuk mencari tahu ilmu pengetahuan. Belajar tidak harus duduk mendengarkan penjelasan, mencatat, di dikte, dsb. Karena nilai akademis bukan menjadi tujuan pokok pendidikan, maka nilai raport pun menjadi berbeda.

Guru dituntut untuk sangat-sangat memahami personality anak didik, kekurangan dan kelebihannya. Ulangan harian, UTS, dan UAS akan tetap ada (meskipun nggak singkron sih, materinya sedikit tapi yang diujikan banyak). Nilai raport akan diisi nilai 1 – 4 untuk aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif menggunakan SB = Sangat Baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang. Penilaian disertai penjelasan kemampuan dan perkembangan anak selama disekolah. Seperti raport TK. Kalo dirasa-rasa, metode yang diterapkan saat ini, mirip-mirip metode belajar di Jepang gitu kan ?.

Ngomong-ngomong pendidikan karakter itu apa sih ?. Singkatnya, pendidikan karakter adalah menanankan pentingnya pendidikan karakter melalui rekayasa faktor penting, yaitu lingkungan. Dapat dilakukan dengan startegi :

  • Keteladanan
  • Intervensi
  • Pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
  • Penguatan

Sedangkan, enam pilar pendidikan berkarakter, yaitu :

  • Trustworthies (kepercayaan)
  • Respect (respek)
  • Responsibility (tanggung jawab)
  • Fairness (keadilan)
  • Caring (peduli)
  • Citizenship (kewarganegaraan), dikutip dari : http://pndkarakter.wordpress.com

Terlihat keren sekali bukan kurikulum 2013 ini, lalu bagaimana penerapannya ?. Jujur aku bingung, buatku ribet sekali, entah mungkin karena faktor kecerdasan-ku yang rata-rata XD, ora mudeng !. Saking bingungnya, waktu diskusi sama teman soal si kurikulum ini, temenku nyeletuk “Alaaaah gampanglah kurikulum 2013 itu, guru ga usah pusing-pusing ngajarin ini itu, anak Indonesia sekarang ga perlu pintar yang penting akhlaknya baik, gitu aja kok repot...”. Haaiiiyaaa !*tepok jidat.

buku LKS dan panduan tematik

ini dia wujud LKS, buku panduan tematik, dan tema yang diajarkan untuk anak kls 5 SD.

Continue reading