Daily Archives: August 1, 2013

Writing Challenge #2 ~ Write a Fanfiction

Even if 300 years pass, I will… still love you

fanfic-kuu

Aku merasa terkubur diantara rasa bingung yang melanda, aku tidak tahu entah berapa lama aku berada di kamar ini. Kamar yang serba putih, menyilaukan, dengan aroma kesakitan. Aku seperti bangun dari tidur yang begitu lama, kepalaku berat dan sakit. Tapi fikiranku begitu jernih, wajah gadis pelayan kafe di New York itu begitu kuat diingatanku. Aku ingin sekali bertemu dengannya…

***

Rasanya bagai sebuah keajaiban, sebuah kebetulan yang menyenangkan, aku hari ini melihat gadis itu. Ia berada disini di Korea, bekerja di sebuah kios jus segar. Aku sengaja mampir ke kiosnya, membeli jus segar hanyalah alasan. Aku cuma ingin melihat wajahnya dari dekat. Bodohnya, aku begitu canggung untuk sekedar menyapa. Bagaimanapun, ia terlihat tidak seceria dulu, dia terus melamun sambil mengerjakan jus pesananku. Ini bukan waktu yang tepat untuk bicara dengannya. Baiklah, aku akan memintanya menemuiku besok di Namsan Tower. Semoga kali ini gadis itu membaca kartu posku dan datang memenuhi permintaanku. Aku memang pengecut, tapi aku berharap keberuntungan berpihak padaku.

***

Udara hari ini begitu cerah, khas musim semi. Aku sudah mempersiapkan keberanianku untuk bicara dengannya tanpa rasa canggung. Di hatiku, ada perasan damai yang terselip sejak pertama kali melihat wajahnya di New York. Kali ini aku tidak akan melepaskan kesempatan, bisa jadi ini adalah kesempatan terakhir-ku. Mataku terus mengitari kerumunan orang, aku berharap dia muncul. Hatiku sudah tidak sabar, campuran antara rasa senang dan juga gugup. Ah, sepertinya itu dia. Bahkan dari jauh ia tampak begitu manis, terlihat begitu menawan dengan dress sifon bunga-bunga.

“Mengapa kamu terlambat ? aku sudah menunggumu begitu lama…”, kalimat itu meluncur begitu saja tanpa kusadari, efek dari rasa gugup yang melanda.

“Kamu kemana saja, aku ada disini dari tadi…”, jawabnya lirih matanya lesu.

“Aku sudah dari tadi disini, mungkin kamu tidak melihatku. Ohya, salam kenal, namaku Tae Yong. Aku sudah lama sekali menunggu kesempatan untu bertemu denganmu”, aku mengulurkan tanganku untuk berkenalan dengannya.

Gadis itu tampak ragu-ragu menyambut tanganku, matanya terus menatapku. Aku merasa sedikit tidak nyaman, seakan-akan dia melihat orang yang sudah mati hidup kembali.

“Aku Park Ha, salam kenal…” jawabnya sambil menyambut tanganku dengan sopan. Continue reading