Assalamu’alaikum…
Di suatu siang, 3 hari pasca walimahan… aku dan suami dilanda suntuk, karena kediaman-ku dalam kondisi amat sangat berantakan layaknya kapal pecah (maklum yaaah abis walimahan, semua barang campur aduk). Mau jalan-jalan pun bingung kemana, karena di kampung tempat tinggal-ku ini, yaitu Perawang, nggak ada tempat rekreasi atau tempat nongkrong buat santai-santai. Alhasil, aku pun ngajakin suami untuk jalan-jalan ke kota kabupaten, Siak Sri Indrapura. Alasannya sih, biar bisa pacaran dengan leluasa, ga malu-malu kayak di rumah orangtua, ihik :p.
Ba’da zhuhur sekitar jam 2, kami bergegas berangkat ke Siak. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke kota kabupaten tersebut. Perjalanan kami menuju Kabupaten Siak disertai hujan lebat, iya sih November kan lagi musim hujan, nggak heran kalo yang tadinya cerah bisa mendadak turun hujan. Tapi perjalanan yang lama dan dingin jadi gak berasa karena asik ngobrol seru tentang ini dan itu sama suami, hehehehe :D.
Sekitaran jam 4 kami sampai di kabupaten Siak, aku langsung ngajak suami ke istana Siak (walaupun udah pernah ke Istana sebelumnya pas zaman KKN dulu, tapi tetep pengen pergi lagi !). Kami sempat muter-muter lumayan lama karena jalan menuju istana Siak agak membingungkan (buat pendatang kalii yaaa…). Ngomong-ngomong istana Siak adalah peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura loh, yaitu sebuah kerajaan Melayu Islam yang dulu mendominasi kekuasaan di pesisir timur Sumatra hingga semenanjung Malaya.
Sesampainya di istana, kita dikasih tau petugasnya kalo istana mau tutup 10 menit lagi. Yaaaaaaaaaahhhhh kecewa diriku !!!. Tapi suami bilang, masuk aja deh walaupun sebentar, masak udah nyampe ga jadi masuk. Yaudah, aku sih ngikut aja. Suami bayar tiket seharga Rp. 2000/orang, di diskon dikit dari harga normal Rp.3000/orang karena bentar lagi mau tutup.
Buatku, istana Siak Sri Indrapura ini adalah satu tempat yang wajib dikunjungi kalo mengunjungi Kabupaten Siak. Karena tempatnya indah dan menawarkan wisata sejarah. Arsitektur istana siak juga indah, bangunan dan barang-barang kesultanan Siak milik istana juga terawat dengan baik, sangat layak untuk dikunjungi. Aku pribadi suka banget sama hal-hal yang berhubungan dengan sejarah dan peninggalan masa lalu, jadi sebisa mungkin membuka mata lebar-lebar untuk menikmati setiap detail sejarah yang ditawarkan. Dengan bermodal kamera handphone aku dan suami foto-fotoin peninggalan kerajaan Siak tersebut. Tapi ya gituuuu deh, kualitas foto pake kamera handphone tau sendiriiii lah yaaa, banyak semut-semut-nya alias burem :P.
Pukul 4 lewat 15, petugas meminta kami meninggalkan istana :(, sebel… belum puas rasanya melihat-lihat. Tapi, diingatin suami kalo kami belum sholat ashar. Teruuss, kita segera cari mesjid yang mana kita harus muter-muter lagi karena bingung dengan jalanan di Siak. Kami berhenti di sebuah mesjid yang bagus dan bersih (lupa namanya :P) untuk sholat. Kelar sholat, kita kedinginan karena hawa dingin sisa hujan deras tadi, dan suami ngusulin untuk istirahat sambil makan untuk menghangatkan badan. Aku pun ngajak suami ke daerah tepian sungai Siak yang biasa disebut Turab.
Di sekitar tepian sungai Siak banyak tersedia warung-warung makan. Jadi kita makan sambil menikmati pemandangan sore di tepian sungai. Sungai Siak di Siak beda banget dengan sungai Siak di daerahku, Perawang. Di Siak, sungainya bagus dan bersih, kalo di Perawang sungai Siak isinya limbah dan sampah, nggak bagus. So, aku pesan mie rebus dan capucino, suami pesan nasi goreng dan teh telur. Soal rasa sih biasa-biasa aja, jadi males buat ditampilin fotonya, hahahahha. Eh, tapi kalo ke Siak… kalian wajib nyobain udang galah yaaa, disini tuh yang juara ya olahan udang galah-nya.
Kelar istirahat, kita pun pulang ke Perawang dengan hati senang. Jadiiiilah, jalan-jalan sore yang sebentar itu menyegarkan fikiran kita yang lagi suntuk. Paling gak hati dah senang, beres-beres rumah di Perawang pun bisa dikerjakan dengan ringan. Terima kasih suami, sudah nemenin jalan-jalan. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal…
Tagged: happy wife, Istana Siak, jalan-jalan, Love, Opi dan Oni, senja, Siak Sri Indrapura, suami-istri, sungai siak, sunset, wisata
Bagus ya istana siak
iya memang bagus mbak Puji 🙂
Isssh.. Istananya cantik sekali, terawat yaa? ♥
Iya, terawat… rapi dan bersih, kapan-kapan main ke Siak ya 🙂
InsyaAllah.. 🙂
Siak ya? Dulu pernah kesana. Cuma perasaan gak nyampe ke istananya.. lupa. :D. Cuma jauhan bukan kak? Pake “nyebrang2” sungai bukan?
Sekarang gak perlu nyebrang2 lagi Assa, soalnya udah ada jembatan Maredan penghubung Perawang-Siak, tpi kalo mau nyeberang pake sampan juga masih bisa kok…
menarik 😀
makasih 🙂
nggak pose duduk di bangku istana…. biar terasa raja dan permasuri gitu.
eh ada nggak yah seperti di istana maimun… di istana maimun medan ada penyewaaan baju kerajaan dan bisa foto2 😀
Kebetulan disini ga ada penyewaan baju kerajaan bang.
Ada sih singgasana raja-nya tp ditutup kotak kaca gitu, boleh liat gak boleh duduk…
bagus yaa istananya. di sini nggak ada lagi peninggalan istananya
Iya istana-nya memang bagus mbak, kerasa banget nuansa Melayu, Arab, dan Eropanya, main-main kesini dong mbak Yana 🙂
semoga ada kesempatan dan rezeki yaa 🙂
Aamiiin 😀
bagus istananya, pemandangannya juga.. kalian masih muda sekali yaa.. puas2in mumpung belum ada buntut jalan2 ber2an ajaa.. 🙂
Hihihihi, yang muda mukanya aja mbak, umurnya sih udah dewasa 😀
Iya mbak dipuas-puasin pacaran berdua dulu selagi bisa…
Wah keren… Baru tahu ada Istana Siak peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura. Tahunya kerajaan Samudra Pasai… hehehe.
Samudra Pasai di Aceh kan ya…
Kalo Istana Siak ini di Riau, Dhico… sama2 kerajaan Islam.
Istana Sultan Siak sejak dulu sudah terkenal … saya sebagai ‘putra daerah Riau faham betul story-nya … namun belum sampai kesitu … namun bulan lalu waktu saya pulkam ke Pekanbaru …sempat di ajak saudara mampir ke kebon sawit-nya di sekitar Perawang … mampir ya di blog saya… m
Hmmm, kalo udh nyampe ke kebon sawit berarti udh deket sama rumah saya. Iya, nnti saya kunjungi balik 🙂
wah penganten baru….barakallah ya eka…
btw 3 hari pasca walimahan ditempatku biasanya masih ada rentetan acara adat …kamu asik ya udah bsa jalan2 hehe…
Iya mbak, kebetulan kemarin acara walimahannya cuma sehari, Alhamdulillahh. Soalnya eka ga pake adat apa-apa… yang simpel aja.
Istananya kayak di negeri dongeng :3
Hehehhehe, kayak bangunan Eropa menurutku 🙂
Assalamualaikum wr wb … Mb Eka salam kenal … saya (soeman jaya) asal Kuansing Riau … tertarik dgn ‘perjalanan hidup diri kita. Saya lahir n besar sampai abege di Pekanbaru dan kini malah ‘hidup di Jakarta. Nah, mb Eka malah kini tinggal di Perawang …kota yg baru ‘muncul …+/- 6tahun ini … Siak Sri Indrapura malah abad ke 17/18 sudah ada … Pekanbaru ibukota Riau baru ‘muncul awal tahun ’70-an. Salam taqzim …
Terkirim dari Samsung Mobile.
istana siak keren ya mbak
Lumayanlah mbak 😀
Thanks ya mbak, aku jadi pengen kesana huhu 😦
yuk mariii main ke siniiii 🙂
Ceritanya jalan2 bulan madu nih?
Barakallahulakuma wajama’a bainakuma fi khoir.
SIAK itu dimana ya?
Nggak kok, jalan-jalan sore biasa aja *nyengir. Syukran yaaa, Siak itu salah satu kabupaten yg ada prov. Riau 🙂
Owh…. Ada bandara?
Bandara-nya di ibukota provinsi, klo mau ke siak lewat jalur darat atau sungai sekitar 2,5 jam dr pekanbaru 🙂
Waduh jauhhhhhh.